Imam Ibn Rajab rahimahullah pernah berkata:
“Barangsiapa mengerjakan suatu ketaatan dan telah menyelesaikannya, maka tanda diterimanya amal tersebut adalah ia menyambungnya dengan ketaatan lain. Sedangkan tanda ditolaknya, ia justru mengikuti ketaatan itu dengan kemaksiatan. Alangkah indahnya kebaikan setelah keburukan yang menghapusnya, dan alangkah buruknya keburukan setelah kebaikan yang menghapus pahalanya.”
Pernyataan ini mengingatkan kita bahwa istiqamah (konsistensi dalam ketaatan) adalah tanda diterimanya amal. Lalu, bagaimana cara meraih istiqamah? Simak penjelasannya berikut ini.
Istiqamah dalam Hadits Nabi
Dalam sebuah hadits, Sahabat Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi radhiyallahu ‘anhu bertanya:
Dari Sufyan bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku pernah bertanya, ‘Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku satu ucapan tentang Islam yang tidak perlu lagi kutanyakan kepada selainmu.’” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah,’ kemudian beristiqamahlah.” (HR. Muslim).
Hadits ini termasuk al-jawaami’ul kalim—perkataan ringkas namun penuh makna. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa keselamatan dan kebahagiaan hanya diraih dengan dua hal, yaitu Beriman kepada Allah dan Istiqamah dalam agama
Beratnya Istiqamah
Istiqamah adalah perkataan yang mudah diucapkan, tetapi sangat berat dilaksanakan. Bahkan, Nabi ﷺ pernah bersabda: “Surah Hud telah membuatku beruban karena di dalamnya terdapat ayat:
‘Maka istiqamahlah sebagaimana engkau diperintahkan.’ (QS. Hud: 112).
Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata:
“Tidak ada ayat yang lebih berat bagi Nabi ﷺ daripada perintah istiqamah ini.”
Oleh karena itu, Nabi ﷺ senantiasa berdoa:
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
Ketika Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bertanya:
“Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan apa yang engkau bawa. Apakah engkau masih khawatir terhadap kami?”
Beliau menjawab:
“Ya, karena hati berada di antara dua jari Allah, Dia membolak-balikkannya sesuai kehendak-Nya.”
Istiqamah adalah Nikmat Terbesar
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan mempersiapkannya (untuk beramal).” Para sahabat bertanya: “Bagaimana caranya?” Beliau menjawab: “Dia diberi taufik untuk beramal shalih sebelum kematiannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
“Istiqamah lebih utama daripada seribu karomah. Karomah hanya bisa diraih dengan istiqamah.”
Allah juga menjanjikan sorga bagi orang yang istiqamah:
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Rabb kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata): ‘Janganlah kamu takut dan janganlah bersedih, dan bergembiralah dengan surga yang dijanjikan kepadamu.'” (QS. Fussilat: 30)
Godaan Setan untuk Menggoyahkan Istiqamah
Setan bersumpah akan menyesatkan manusia dari jalan yang lurus. Ia berkata dalam Al-Quran
“Iblis berkata, ‘Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.” (Qs. Al-A’raaf : 16-17
Dalam ayat ini, Iblis bersumpah untuk menggoda manusia dari berbagai arah agar mereka menyimpang dari jalan Allah, menunjukkan tekadnya untuk menjadikan manusia tidak bersyukur kepada Allah.
Qotadah menjelaskan bahwa yang dimaksud syetan menyerang dari berbagai arah:
- Dari depan: Meragukan kebangkitan, surga, dan neraka.
- Dari belakang: Memperindah dunia sehingga manusia lupa akhirat.
- Dari kanan: Membuat manusia menunda-nunda kebaikan.
- Dari kiri: Menghiasi kemaksiatan agar manusia terjerumus.
Hanya dari atas ia tidak bisa menggoda, karena arah dari atas adalah turunnya rahmat Allah yang tidak bisa dijangkau oleh syetan.
Kiat Meraih Istiqamah
- Berdoa Memohon Pertolongan Allah
Berdoa kepada Allah adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menjaga keistiqamahan dalam ketaatan. Dalam doa, kita memohon kekuatan, bimbingan, dan keteguhan hati agar senantiasa berada di jalan yang diridhai-Nya. Dengan berdoa, kita juga memperkuat hubungan spiritual dengan Allah, mengingatkan diri kita akan ketergantungan sepenuhnya kepada-Nya.
Allah berfirman:
“Dan sekiranya Kami tidak meneguhkan hatimu, niscaya engkau hampir saja condong sedikit kepada mereka.” (QS. Al-Isra: 74)
- Bersegera dalam Ketaatan
Salah satu cara efektif untuk mencapainya adalah dengan bersegera dalam ketaatan. Ketika hati tergerak untuk melakukan kebaikan, jangan tunda-tunda, karena menunda sering kali membuka pintu bagi keraguan dan godaan. Dengan segera melaksanakan amal kebaikan, kita membangun kebiasaan yang kokoh dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Selain itu, bersegera dalam ketaatan menunjukkan kecintaan kita kepada Allah dan kesadaran akan pentingnya waktu. Waktu adalah nikmat yang tidak bisa diulang, sehingga menggunakannya untuk hal-hal yang bernilai ibadah akan membantu menjaga keistiqamahan kita
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bersegeralah beramal sebelum datang fitnah seperti malam yang gelap gulita. Seseorang di pagi hari beriman, tetapi di sore hari menjadi kafir, atau di sore hari beriman tetapi di pagi hari menjadi kafir—dia menjual agamanya dengan sedikit keuntungan dunia.” (HR. Muslim)
- Berkumpul dengan Orang Shalih
Berkumpul dengan orang-orang shalih adalah salah satu cara terbaik untuk menjaga keistiqamahan kita dalam beribadah kepada Allah. Lingkungan yang baik akan mendorong kita untuk terus berbuat kebaikan dan menghindarkan kita dari godaan yang dapat melemahkan iman. Orang-orang shalih sering memberikan teladan dalam amal dan akhlak, sehingga keberadaan mereka menjadi inspirasi bagi kita untuk tetap konsisten dalam menjalankan ajaran agama. Selain itu, nasihat dan doa mereka juga dapat menjadi penyemangat ketika kita merasa lelah atau ragu. Oleh karena itu, memilih teman dan lingkungan yang baik adalah langkah penting untuk menjaga hati tetap kokoh dalam ketaatan kepada Allah
- Selalu hadir di majelis-majelis ilmu
Majelis ilmu adalah tempat yang penuh berkah, di mana kita dapat memperkuat keimanan serta menambah wawasan keislaman. Dengan hadir di majelis ilmu, hati kita akan terjaga untuk tetap istiqamah dalam menjalani kehidupan yang diridhoi Allah. Majelis ilmu ibarat lentera yang menerangi jalan kita agar tetap berada di jalur yang lurus, meskipun godaan dunia sering kali mencoba membelokkan langkah kita. Dengan demikian, kehadiran di majelis ilmu menjadi salah satu cara terbaik untuk menjaga hati tetap kokoh dalam ketaatan kepada-Nya.
Penutup
Istiqamah bukanlah perkara mudah, tetapi dengan taufik dari Allah, doa, dan usaha, kita bisa meraihnya. Semoga Allah menjadikan kita hamba-Nya yang istiqamah hingga akhir hayat. Baca, Istiqamah sebagai Karomah Yang Besar