Bulan Syakban: Waktu Emas Para Pecinta Al-Qur’an

Al-Quran mengilustrasikan bahwa kehidupan dunia ibarat arena perlombaan menuju akhirat bagi seorang hamba yang beriman. Allah Z berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ

“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran: 133).

Orang Beruntung: Memanfaatkan Kesempatan dengan Sungguh-Sungguh

Orang yang beruntung adalah mereka yang segera menyambut kesempatan dan bersungguh-sungguh agar tidak menyia-nyiakannya. Rasulullah ﷺ bersabda:

إنَّ لربِّكم في أيامِ دهرِكم نَفَحاتٍ، فتَعَرَّضوا له، لعله أن يصيبَكم نَفْحَةٌ منها فلا تَشْقَوْنَ بعدها أبدًا

“Sesungguhnya Tuhanmu memiliki anugerah pada hari-hari dalam hidupmu. Maka, hadapilah anugerah itu, semoga salah seorang di antara kamu mendapatkan anugerah yang membuatnya tidak sengsara selamanya.” (HR. Ath-Thabarani; dari Muhammad bin Maslamah radhiyallahu ‘anhu).

Dan bulan Syakban adalah karunia-Nya sebagai musim beramal yang sering dilalaikan banyak orang. Usamah bin Zaid f pernah bertanya kepada Nabi ﷺ:
“Wahai Rasulullah, mengapa engkau lebih banyak berpuasa di bulan Syakban daripada bulan lain?” Beliau ﷺ menjawab: “Ini adalah bulan yang sering dilupakan manusia, terletak antara Rajab dan Ramadan. Di bulan ini, amal diangkat kepada Tuhan semesta alam. Aku ingin amalku diangkat dalam keadaan berpuasa.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).

Syakban: Bulan Para Pembaca Al-Qur’an

Para salafushalih menyebut Syakban sebagai bulan pembaca Al-Qur’an. Anas bin Malik f berkata:

كَانَ المُسْلِمُونَ إِذَا دَخَلَ شَعْبَانُ انْكَبُّوا عَلَى المَصَاحِفِ فَقَرَؤُوهَا، وَأَخْرَجُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ تَقْوِيَةً للضَّعِيفِ وَالمِسْكِينِ عَلَى صِيَامِ رَمَضَانَ.

“Ketika Syakban tiba, kaum Muslimin membuka mushaf, membaca Al-Qur’an, dan menunaikan zakat untuk membantu kaum lemah menyambut Ramadan.”

Salimah bin Kuhail dan Habib bin Abi Tsabit menegaskan:

شَهْرُ شَعْبَانُ شَهْرُ القُرَّاءِ

“Syakban adalah bulan para pembaca Al-Qur’an.”

Bahkan Amr bin Qais Al-Mala’i menutup tokonya dan fokus membaca Al-Qur’an selama Syakban.

Seruan untuk Memanfaatkan Syakban

Sebagai seorang muslim yang taat, kita berusaha memanfaatkan bulan yang mulia ini dengan memperbanyak tilawah Al-Qur’an. Sebuah syair memberikan nasihat untuk kita:

مَـضـَى رَجَبٌ وَمَا أَحْسَنْتَ فِيهِ    ***   وَهَذَا شَهْرُ شَـعْـبَـانَ المُبَــارَك

فَيَــــا مَنْ ضَيَّعَ الأَوْقَاتِ جَهْلَاً   ***   بِحُرْمَتِهَا أَفِقْ وَاحْذَرْ بَـــوَارَك

فَسَوْفَ تُفَارِقُ اللَّذَّاتِ قَــــسْرَاً   ***   وَيُخْلِي المَوْتُ كُرْهَاً مِنْــكَ دَارَك

تَدَارَكْ مَا اسْتَطَعْتَ مِنَ الخَطَايَـا   ***   بِتَوْبَةِ مُخْلِصٍ وَاجْعَلْ مَـــدَارَك

عَلَى طَلَبِ السَّلَامَةِ مِنْ جَحِيــمٍ   ***   فَخَيْرُ ذَوِي الجَرَائِمِ مَنْ تَدَارَك

“Rajab telah berlalu, namun engkau abai.
Inilah Syakban, bulan penuh berkah.
Wahai yang lalai, sadarlah sebelum binasa!
Kau akan tinggalkan dunia dengan terpaksa,
Maka perbaikilah diri dengan taubat yang tulus.
Berjuanglah selagi ada kesempatan,
Sebab sebaik-baik pendosa adalah yang segera bertobat.”

Keutamaan Membaca Al-Qur’an

Membaca Al-Qur’an termasuk amal paling dicintai Allah. Rasulullah ﷺ bersabda saat ditanya tentang amal terbaik:

الحَالُّ المُرْتَحِلُ

“Al-Halul Murtahil (yang senantiasa membaca Al-Qur’an).”

Ketika ditanya maksudnya, beliau menjawab:

الَّذِي يَضْرِبُ مِنْ أَوَّلِ القُرْآنِ إِلَى آخِرِهِ، كُلَّمَا حَلَّ ارْتَحَلَ

“Yang mengkhatamkan Al-Qur’an lalu memulai lagi.” (HR. At-Tirmidzi; dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma).

Berpegang Teguh pada Al-Qur’an

Sudah seharusnya sebagai seorang mukmin kita berpegang teguh kepada Kitabullah di bulan ini, membacanya, mentadabburi maknanya dan berusaha untuk mengamalkannya. Allah berfirman:

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدَاً وَقَائِمَاً يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Apakah orang yang beribadah di waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena takut kepada akhirat dan mengharap rahmat Tuhan, sama dengan yang tidak? Katakanlah: ‘Apakah sama orang yang berilmu dengan yang tidak?’ Hanya orang berakal yang mengambil pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9).

Al-Qur’an bila dibaca dan direnungkan maknanya dengan seksama ia kana melembutkan hati dan menambah keimanan:

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانَاً وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka.” (QS. Al-Anfal: 2).

اللهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَابَاً مُتَشَابِهَاً مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ اللهِ ذَلِكَ هُدَى اللهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ

“Allah menurunkan firman terbaik (Al-Qur’an) yang berulang-ulang. Gemetar karenanya kulit orang yang takut kepada-Nya, lalu tenanglah hati mereka saat mengingat Allah. Itulah petunjuk-Nya.” (QS. Az-Zumar: 23).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *