Di antara kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang beriman adalah Dia menjadikan amalan-amalan ringan namun penuh keutamaan dan pahala besar. Umur umat Rasulullah ﷺ relatif lebih pendek dibandingkan umat-umat terdahulu yang berumur panjang. Oleh karena itu, untuk menyaingi ibadah mereka dalam rentang usia yang terbatas tentu bukan perkara mudah. Namun, berkat rahmat-Nya, Allah menetapkan bagi umat ini amalan-amalan sederhana yang bernilai pahala besar, salah satunya adalah menjaga wudhu dan melaksanakan salat sunnah wudhu.
Salat Sunnah Wudhu: Definisi dan Landasan Hadis
Salat sunnah wudhu, dikenal juga sebagai rak‘ata wudhu atau salat wudhu, adalah ibadah sunnah yang dikerjakan seorang Muslim setelah berwudhu. Salat ini termasuk sunnah mu’akkadah (sangat dianjurkan) berdasarkan sejumlah hadis Nabi ﷺ.
Dalam sebuah riwayat, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi ﷺ pernah bertanya kepada Bilal:
“Wahai Bilal, ceritakan amal yang paling kau harapkan (pahalanya) dalam Islam, karena aku mendengar suara sandalmu di depanku di surga.”
Bilal menjawab:
“Tidak ada amal yang lebih kuharapkan (pahalanya) selain aku tidak pernah bersuci (wudhu atau mandi) baik siang maupun malam, kecuali aku langsung salat sesuai ketentuan.”
Dalam riwayat lain, Bilal menambahkan:
“Aku tidak pernah azan kecuali langsung salat dua rakaat. Tidak pula terkena hadats kecuali aku berwudhu, dan aku merasa Allah mewajibkan dua rakaat itu bagiku.”
Rasulullah ﷺ pun bersabda:
“Dengan kedua amal itulah (kau masuk surga).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Keutamaan Salat Wudhu: Jalan Menuju Surga dan Pengampunan Dosa
Keistimewaan salat dua rakaat setelah wudhu semakin ditegaskan dalam hadis ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani radhiyallahu ‘anhu, di mana Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidaklah seseorang berwudhu dengan sempurna lalu salat dua rakaat dengan khusyuk, kecuali surga wajib baginya.” (HR. Muslim).
Selain itu, salat ini juga menjadi sarana penghapus dosa. Dalam hadis Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, Nabi ﷺ bersabda:
“Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini, lalu salat dua rakaat tanpa memikirkan urusan dunia, niscaya diampuni dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Asy-Syaukani dalam Subulus Salam menjelaskan: “Maksud ‘tidak memikirkan urusan dunia’ adalah tidak mengaitkan hati dengan hal selain ibadah. Jika ada pikiran lain yang muncul namun segera dihilangkan, hal itu dimaafkan.”
Hikmah dan Teladan Istiqomah
Melaksanakan salat wudhu adalah bentuk ketaatan, syukur, dan penghargaan atas nikmat kesucian. Bilal radhiyallahu ‘anhu memilih amalan sederhana ini secara konsisten, seperti salat dua rakaat setelah wudhu dan azan, serta menjaga diri dalam keadaan suci.
Ini mengajarkan bahwa amal kecil yang dilakukan rutin bernilai tinggi di sisi Allah. Oleh karena itu, setiap kali bersuci (baik wudhu maupun mandi), sebaiknya diiringi salat dua rakaat. Kebiasaan ini adalah peluang emas meraih pahala, menghapus dosa, dan mendekatkan diri kepada surga.
